Resume dan Refleksi materi SGU  
 Oleh : Jimmi Pindan Pute 
INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TORAJA


Sejarah Gereja Katholik Sesudah Kontra Reformasi 

    Berdasarkan materi yang saya telah pelajari mengenai sejarah gereja saya bisa mengetahui bahwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang pernah terjadi pada masa lampau yang masih ada kaitannya hingga saat ini. Sejarah merupakan peristiwa yang sudah berlalu dan benar-benar terjadi yang di alami oleh manusia yag disusun berdarkan urutan waktu, peristiwa, dan tempat dimana kejadian  itu terjadi yang kemudian menjadi pelajaran sampai saat ini dalam memberihkan pembelajaran dan pemahaman kepada masyarakat sebagai pedoman dalam menghadapi kehidupan ke depan agar melangka lebih baik. Tujuan dan manfaat dari mempelajari sejarah yaitu untuk menjadi pedoman dan menjadi bimbingan bagi manusia dalam meniggalkan hal-hal yang tidak baik dan yang baik perluh untuk di tingkatkan agar semakin baik. 

 Mengenai sejarah gereja, dalam hal ini mempelajari bagaimana seluk-beluk dan perkembangan gereja hingga sekarang. Berbicara mengenai gereja, gereja itu bukanlah gedungnya, tetapi orangnya. Secara umum, Gereja adalah persekutuan orang-orang kudus yang dipanggil masuk kedalam terang Allah yaitu Yesus Kristus. Tujuan penting kita mempelajari sejarah gereja yaitu untuk membuka cakrawala pemikiran kita, memberi kita pengertian dan pandangan tentang keadaan dimasa lalu, mencegah kita dari kecenderungan pola-pola gereja yang tidak sesuai dengan pemikiran theologis gereja sendiri, melatih kita untuk mampu berpikir secara tuntas, kristis dan objektif, membentuk kearifan hidup untuk mengurangi kesalahankesalahan dimasa lampau, dan mendorong kita untuk semakin dekat kepada Tuhan.  

 Dalam mempelajari sejarah ada sesuatu yang perluh diiperhatikan yaitu priodisasi. Priodisasi itu adalah peroses pembagian tentang waktu sejarah berdasarkan pola tertentu dengan tujuan untuk memudahkan pembaca dalam mempelajari perjalanan sejarah yang cukup panjang. Oleh karena itu, priodisasi atau pembagian sejarah gereja yaitu zaman gereja mula-mula, zaman gereja abad pertengahan, dan zaman gereja pada zaman baru. Tetapi pada kesempatan ini, saya menyimpulkan mengenai sejarah gereja katolik sesudah kontra reformasi. Pada abad ke 16, gereje katholik menolak pembaharuan yang dilakukan oleh Martin Luther dan kawan-kawannya. Gereja katholik tetap mempertahankan tradisi dan kepercayaannya. Dari hal inilah yang menimpulkan perbedaan antara gereja katholik dan gereja protestan. Gereja Katolik menganut ajaran bahwa keselamatan manusia bukanlah karna rahmat Allah. Dalam gereja yang memegang kekuasaan atau kepala gereja adalah paus. Ajaran-ajaran ini tentu saja sudah di hilangkan oleh Luther dan mengajarkan bahwa hanyalah rahmat Allah yang menyelamatkan dan bukanlah usaha manusia. tetapi gereja katolik kembali menganut ajaran tersebut. Ajaran ini jugalah yang dikecam oleh orang-orang Kristen.   

 Adapun beberapa ajaran gereja yang ditentang oleh gerakan reformasi yang justru dipertahankan oleh gereja katholik diantanranya: pertama, memperkuat pandangan mengenai posisi maria yang mengatakan bahwa Maria adalah manusia teladan yang bekerjasama dengan Allah demi keselamatan seluruh manusia, juga mengatakan bahwa Maria dikandung secara tidak bernoda, Maria diberi gelar “yang turut menyelamatkan”, Maria diangkat kesorga secara badani. Kedua, memperkokoh kekuasaan Klerus dengan mengatakan bahwa Paus tidak dapat keliru dalam keputusan-keputusannya mengenai gereja. Selain dampak diatas, terdapat juga beberapa hal yang membangun perkembangan gereja di antaranya: semangat misi keberbagai wilayah dunia yang dilakukan oleh para biarawan atau biarawati dari berbagai ordo, di benua Afrika, di Asia , di Amerika latin. Kemudian gereja juga memperluas jangkauan pelayanan, dalam hal ini terjadi perkembangan dari segalah segi yang tidak hanya difokuskan pada sektor gerejawi tetapi juga merambat masuk kedalam bidang lain, misalnya kesehatan, pedidikan serta kegiataan upaya kontekstualisasi iman katholik. Demikian pula dalam relasinya dengan gereja protestan terjadi kesatuan dan persatuan semua orang Kristen.  

 Namun seiring berlajalannya waktu, timbulah suatu aliran yang baru yang anggotanya tidak mau di kritik dan diberihkan tanggapan. Namun, dampak yang diberihkan oleh aliran ini sangat besar dimana aliran ini memberihkan pengaruh yang besar dalam gereja katolik yang banyak mengubah tata dan tradisi yang dianut oleh gereja. Namun mengenai kekuasaan paus dalam gereja, itu tetap masih di terapkan oleh gereja. Namun dengan adanya aliran dan kelompok ini, semangat misi yang dilakukan oleh gereja katolik sangat besar. Terdapat beberapa orang-orang dari gereja yang bersedia membawah dan memberihkan diri mereka kepada dunia dalam menjalankan misi ke berbagai wilayah.  

Refleksi 

 Berdasarkan materi yang telah saya pelajari, maka refleksi saya secara pribadi dimana saya boleh mengetahui dan memahami mengenai pentingnya kita mempelajari sejarah dengan tujuan untuk mengetahui peristiwa atau kejadian yang terjadi di masa lampau yang menjadi pelajaran atau pembahasan saat ini. Melalui sejarah juga, saya boleh mengetahui bahwa sungguh banyak peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian serta tindakan yang secara pribadi saya lakukan pada masa lampau yang tidak benar dan perlu untuk ditinggalkan dan dirubah dan diperbaiki menjadi suatu tindakan yang berguna dan bermanfaat. Dan selain itu saya juga boleh mengetahui bahwa ada hal-hal yang bermanfaat yang terjadi pada masa lampau yang penting untuk dikembangkan dan ditingkatkan kedepannya supaya semakin baik. dan dari sini saya boleh mengetahui bahwa keterpurukan masa lalu tidak boleh menghambat masa depan. 

 Melalui pembelajaran sejarah tersebut, saya juga boleh mengetahui bagaimana perkembangan sejarah gereja Katolik yang terjadi pada masa abad ke-16 di mana Pada saat itu sesudah kontra reformasi ternyata Gereja Katolik belum bisa menerima pembaharuan gereja yang dilakukan oleh Martin Luther tetapi mereka masih tetap berpegang pada tata gereja dan tradisi yang mereka anut. Salah satunya di mana pada saat itu Gereja Katolik masih menganut 

ajaran bahwa Maria bekerjasama dengan Yesus Kristus dalam memberikan keselamatan kepada manusia, Selain itu Gereja Katolik juga masih mempercayai bahwa Maria dikandung secara tidak bernoda dan Maria juga diangkat secara badani ke dalam kerajaan sorga dan masih banyak ajaran-ajaran gereja yang pada saat itu ditentang oleh Martin Luther tetapi dianut oleh Gereja Katolik termasuk dalam kekuasaan paus dalam lingkungan gereja dan keputusan yang diambilnya tidak pernah salah. Hal ini memang tidak sesuai dengan ajaran yang benar dalam lingkungan gereja.  

 Sejarah pribadi, tentu saja sebagai pelajar yang sudah mengerti tentang kebenaran dan tata gereja yang sebenarnya maka penting untuk memperbaiki kesalahan tersebut dan memberikan pemahaman kepada mereka bahwa hanya Yesus Kristuslah yang memberikan keselamatan dan tidak ada orang lain. Tetapi pada saat itu muncullah juga suatu aliran atau kelompok yang kemudian memperbaiki kekeliruan yang terjadi dalam gereja Katolik Golongan ini tidak mau dikritik dan ditanggapi tetapi memberikan hasil yang besar dalam lingkungan gereja, walaupun pada saat itu kekuasaan paus masih tetap dianut oleh Gereja tetapi dengan adanya aliran dan golongan tersebut memberikan dampak yang besar bagi perkembangan gereja termasuk dalam pekabaran Injil ke berbagai wilayah yang dilakukan oleh Gereja Katolik. 

 Dan mengenai refleksi pada gereja masa kini dalam gereja Katolik dapat kita lihat dampak yang ditimbulkan oleh Gereja Katolik pada masa lampau yang mengatakan bahwa Maria turut dalam memberi keselamatan kepada manusia dapat kita lihat pada masa sekarang Bahwa Gereja Katolik memang dalam proses peribadahan yang dilaksanakan tetap percaya dan meminta kepada Maria supaya doa-doa yang mereka panjatkan dikabulkan oleh Allah. jadi dapat kita lihat bahwa memang pada saat sekarang Gereja Katolik masih tetap menganut kepercayaan yang terjadi pada abad ke-16 dalam tindakan Gereja Katolik tentang tradisi yang dianut pada saat itu. Dari sini dapat kita ketahui bahwa Gereja Katolik pada abad ke-16 melawan hal-hal yang dilakukan oleh Martin Luther termasuk dalam memperbaiki tata gereja. Hal inilah yang kemudian membuat perkembangan Gereja Katolik tetap menganut beberapa hal yang pada saat itu ditentang oleh Luther. 

 Mengenai kontra reformasi yang dilakukan oleh Martin Luther terhadap gereja Protestan dapat kita lihat bahwa sampai saat ini dalam gereja protestan, tradisi-tradisi dan ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab sudah tidak diterapkan oleh Gereja Protestan. Tetapi seandainya tidak ada perlawanan yang dilakukan oleh Martin Luther, maka tentu saja ajaranajaran yang diterapkan oleh Gereja pada masa lampau kemungkinan besar akan diterapkan oleh Gereja pada saat ini. Jadi dapat kita simpulkan bahwa reformasi yang dilakukan oleh Luther dan kawan-kawannya memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan gereja Protestan saat ini dan itu juga memberikan pemahaman dan pembelajaran yang baru bagi kita bahwa kebenaran tentang keselamatan itu hanya diperoleh di dalam Yesus Kristus melalui Alkitab. 

 

Sejarah Gereja-Gereja Protestan di Afrika 

    Berdasarkan materi tentang sejarah gereja di Afrika yang telah saya pelajari maka saya boleh menyimpulkan bahwa Afrika itu disebut daerah yang paling banyak menghasilkan tokohtokoh gereja dan juga daerah yang paling subur dalam menghasilkan banyak rempah-rempah. Agama Kristen sudah menetap di kota Afrika itu sejak abad ke-2 tetapi memasuki abad ke-7 agama Islam kemudian berhasil menggantikan nama Kristen. Tetapi masih ada sebagian orang Kristen yang berpenduduk di Afrika ketika Islam sudah masuk. Mereka berada di suatu gereja yang disebut gereja koptik. Di daerah Afrika di gurun sahara ada sebagian orang-orang Kristen yang berada di pedalaman yang belum pernah ditempati untuk mengabarkan Injil. Oleh karena itu, beberapa dari pekabar-pekabar Injil yang berusaha untuk menerobos masuk ke pedalaman Tetapi banyak dari mereka yang berhenti di tengah jalan oleh karena berbagai hal dan rintangan yang mereka hadapi termasuk perjalanan yang cukup jauh, jalanan yang sangat sulit untuk ditempuh dan juga akan penyakit-penyakit dan iklim yang tidak bersahabat pada saat itu. Tetapi seiring berjalannya waktu ada dari pekabar-pekabar injil yang berhasil untuk menerobos masuk ke pedalaman yang dibawa oleh pedagang-pedagang maupun para budak yang berasal dari bangsa Eropa dan orang-orang Arab yang ada di Timur. 

  Di beberapa daerah, perdagangan kemudian dilarang dan para budak kemudian diberikan kebebasan untuk kembali ke daerah asalnya masing-masing. Maka, para budak itu kembali dengan sangat gembira bukan hanya untuk rindu bertemu dengan keluarganya tetapi juga rindu untuk memberitakan Injil kebenaran Allah.  Selain daripada para budak yang menyebarkan Injil ke beberapa daerah terdapat juga beberapa lembaga dari pekabaran Injil lainnya yang kemudian masuk ke Wilayah Afrika barat yang mendirikan Gereja Kristen dan mengabarkan Injil. Mereka memajukan perekonomian masyarakat di negeri itu dan lama-kelamaan lahirlah gereja-gereja Kristen yang besar. Dan juga beberapa dari pekabar Injil perintis yang berhasil menerobos ke dalam wilayah pedalaman di padang gurun sahara di daerah Afrika. Tetapi sesampainya pekabar pekabar Injil itu, mereka menemui tindakan-tindakan yang tidak bermoral yang dilakukan oleh orang-orang Arab.  

 Hal inilah yang kemudian membuat pekabar-pekabar Injil itu berusaha membasmi hal-hal ini dengan berbagai cara salah satunya adalah menjadikan daerah pedalaman sebagai wilayah kepemerintahan. Selain itu juga mereka mendirikan pos-pos atau tempat-tempat yang dapat dijadikan sebagai salah satu lokasi untuk menyebarkan Injil kepada wilayah pedalaman ini.  Tetapi beberapa lama kemudian wilayah pedalaman ini kemudian dijajah oleh orang-orang Eropa, bersamaan dengan penyebaran agama Kristen sehingga pekabaran Injil pun meluas ke pelosok-pelosok di wilayah Afrika. Dan memasuki tahun 1880 jumlah Penganut Agama Kristen di wilayah Afrika bertambah dengan sangat cepat sehingga penduduk di daerah itu mulai masuk ke gereja Katolik Roma.  

 Namun bukan berarti bahwa perkembangan gereja di Afrika itu berjalan dengan baik beberapa pihak yang pada saat itu menghambat perambatan gereja di wilayah Afrika sehingga 

menjadi tantangan bagi perkembangan gereja yang disebabkan oleh perkembangan ekonomi sosial dari orang-orang Eropa masuk ke dalam wilayah Afrika yang menyebabkan masyarakat di Afrika ditarik ke dalam lingkungan ekonomi tersebut. Sehingga untuk memberantas kemiskinan yang dihadapi oleh masyarakat di Afrika anggota-anggota gereja kemudian mengikuti tindakan yang dilakukan oleh orang-orang Eropa dalam perekonomian. Selain itu kesulitan yang ditempuh oleh Gereja dalam mengembangkan Jemaat terhalang juga oleh pengaruh dunia pemikiran lingkungan Barat. Hal inilah yang kemudian membuat anggota-anggota gereja di Afrika merasa betah karena orang-orang barat kurang memberi tempat kepada orang-orang Afrika khusus dalam bidang politik dan ekonomi. Tindakan lain yang mempengaruhi orang-orang Kristen yaitu adanya poligami dan monogamy. 

 Hal inilah yang membuat banyak dari orang-orang Kristen yang memisahkan diri dari gereja dan membentuk gereja Ethiopia yang mengajarkan tentang cara penafsiran Alkitab dan pola tata kebaktian yang benar dalam gereja. Pemimpin dalam kelompok tersebut memiliki peran yang besar sebagai seorang nabi dan dianggap sebagai penerima Wahyu dari Allah yang menyelamatkan orang-orang Afrika. Pada tahun 1835 terjadi penindasan yang keras terhadap orang-orang Kristen yang dilakukan oleh pemerintahan pada saat itu sehingga banyak dari orangorang Kristen yang bersembunyi ke berbagai pelosok. Tetapi pada tahun 1891 penindasan terhadap kekristenan mulai mereda dan orang-orang Kristen kembali dari tempat persembunyian dan menjalankan kembali tata gereja yang mereka anut sebelumnya. Dari Sinilah orang-orang Yang tertolong dan yang selamat dari penindasan di tempat itu merasa bersyukur bahwa Allah telah memberikan keselamatan kepada mereka disinilah mereka ini menjadi penerus perkembangan gereja yang ada di wilayah Afrika dan menjadi awal mulanya pekabaran Injil di wilayah Afrika menyebar ke berbagai daerah termasuk wilayah pedalaman dan mengajarkan Alkitab ke berbagai bahasa dan melengkapi orang-orang Kristen dengan ajaran firman Tuhan melalui penafsiran Alkitab. 

Refleksi 

 Berdasarkan materi yang telah saya pelajari maka refleksi saya secara pribadi disini saya boleh mengetahui bagaimana perkembangan gereja yang ada di wilayah Afrika saat itu dan memberikan beberapa manfaat bagi saya termasuk dalam pelayanan misi. Melalui pembelajaran sejarah gereja yang terjadi di Afrika saya bisa belajar dan mengetahui bahwa sebagai wakil dari Allah tentunya harus mempersiapkan diri untuk menjadi pelayannya dalam hal memberitakan Injil dan dalam proses pemberitaan Injil itu, ada berbagai tantangan yang harus saya hadapi Ketika saya akan mengabarkan Injil misalnya dalam hal Jarak yang harus ditempuh, penduduk yang akan ditempati dalam memberitakan Injil, keterpisahan dari lingkungan keluarga dan masyarakat dan masih banyak lagi tantangan yang lain yang  akan dihadapi. Tetapi melalui materi tersebut memberikan saya pemahaman bahwa dalam proses pekabaran Injil kepada orang lain maka dapat dipastikan bahwa Allah akan memberikan kekuatan serta hikmat dalam menjalani dan menghadapi setiap tantangan yang ada. 

 Dari sini saya juga bisa memahami bahwa ternyata di sekitar lingkungan kehidupan kita terkusus secara pribadi masih banyak orang-orang lain atau masyarakat di luar sana yang yang belum sempat untuk mendengarkan kabar sukacita dan penting untuk diberitakan Injil Yesus Kristus. Oleh karena itu, kita sebagai utusan Allah dan sebagai orang Kristen tentu saja bertanggung jawab untuk mendorong mereka dan memberikan mereka pemahaman yang benar bahwa untuk memperoleh keselamatan haruslah percaya dan meyakini Yesus Kristus itu sebagai Tuhan dan juruselamat. Tetapi, memang dalam usaha untuk mengabarkan Injil kepada orang lain Tentu saja itu sangat sulit dilakukan. Namun, kita percaya bahwa jika ada kemauan pasti ada jalan dan Tuhan akan memberikan kita kekuatan dan senantiasa menolong kita dalam usaha yang kita kerjakan. Dalam proses pekabaran Injil, itu bukan hanya dilakukan ketika berkhotbah atau memberitakan injil dilingkungan gereja. Tetapi pekabaran Injil itu dapat juga dilakukan dengan berbagai cara misalnya melalui pertemuan kita dengan orang lain yang sekaligus membuka ruang untuk membicarakan tentang kebenaran injil, juga dengan tingkah laku dan perbuatan yang kita lakukan setiap hari dan lain sebagainya.  Semuanya itu merupakan cara untuk mengabarkan Injil kepada orang lain. Oleh karena itu, apapun yang kita lakukan hendaknya mencerminkan gambaran Yesus Kristus. 

 Mengenai perkembangan gereja yang terjadi di Afrika, yang tidak terlepas dari berbagai tantangan dan penjajahan dari orang-orang yang hanya menginginkan kebutuhan ekonomi dan kekuasaan, dapat kita ketahui bahwa gereja tetap mengalami perkembangan walaupun menghadapi berbagai tantangan. Hal itu dapat kita lihat pada saat sekarang bahwa gereja tetap kokoh berdiri walaupun tidak terlepas dari berbagai tantangan-tantangan yang masih ada dalam lingkungan kehidupan gereja. Baik itu tantangan yang berasal dari dalam gereja sendiri maupun dari luar gereja. Dan selain itu juga, melalui perjuangan para tokoh tokoh gereja pada saat itu menjadi penolong bagi perkembangan gereja hingga saat ini dimana gereja tetap berdiri kuat dan tetap kokoh dalam perkembangannya. 

 Oleh karena itu sebagai tanda terima kasih kita kepada para tokoh-tokoh gereja dalam memperjuangkan tradisi dan ajaran kekristenan yang benar, maka pada saat ini kita bertanggung jawab untuk tetap mempertahankan Kebenaran Injil itu kepada masyarakat supaya tetap menjadi tradisi dan tata gereja yang benar yang dianut oleh Jemaat dan semakin ditingkatkan untuk menjadi dasar utama dalam lingkungan gereja. 

Sejarah Gereja di Amerika Utara 

    Untuk mengetahui perkembangan gereja yang ada di Amerika Utara, maka kita perlu mengetahui bagaimana perkembangan sejarah gereja yang ada di daerah Inggris. Karena dari Inggrislah awal mulanya lahirnya gereja anglikan di bawah pemerintahan raja Henry. Tetapi ada juga golongan lain yang ingin mengubah gereja menjadi gereja yang murni karena dianggap ajaran sesat. Di daerah Inggris ada golongan yang disebut puritan atau disebut murni alkitabiah. Tetapi dalam pengambilan keputusan mereka juga tidak mufakat. Kelompok tersebut dapat dibedakan ke dalam tiga bagian yaitu Presbyterian, kongregasionalisme, dan Baptis, yang membedakan ketiga Golongan ini yaitu pada bentuk tata gereja dan tradisi yang diyakini oleh mereka masing-masing. Tetapi pemerintahan Inggris pada saat itu tidak senang dengan orangorang puritan sehingga banyak dari mereka yang dibunuh dipenjarakan dan tidak diberi izin untuk membangun jemaat. 

 Orang-orang puritan dan kelompok-kelompok lain kemudian pindah ke Amerika bersama dengan anggota-anggota gereja lainnya. Pada saat itu, di Amerika tidak ada gereja yang diutamakan oleh negara, jadi gereja bebas untuk membangun dan mengembangkan gereja yang mereka yakini tanpa terikat oleh negara. Orang-orang Amerika adalah merupakan orang-orang yang yang hidup dalam suasana di mana Gereja hidup bersama dan saling menghormati. Negara Amerika merupakan negara pertama dimana gereja dan negara itu dipisahkan.negara tidak ikut campur dalam segala urusan yang dilakukan oleh Gereja dan anggota-anggota gereja itu sendiri yang berwenang dan mengambil keputusan mengenai kepentingan gereja. Walaupun gereja tidak mendapat dukungan besar dari negara tetapi gereja tetap kuat dalam menjalankan setiap kegiatan yang merupakan sumbangan besar bagi gereja-gereja di Amerika Serikat. 

 Namun pada saat itu, gereja mengalami berbagai tantangan mengenai penurunan semangat rohani yang dikarenakan adanya peraturan ortodoksi yang kaku. Namun ada seorang pendeta yang memberikan pendapat yang mengatakan bahwa manusia itu tidak bisa melakukan sesuatu apapun tanpa campur tangan dari Allah dan dari Yesus Kristus sendiri yang memberi pengampunan kepada manusia dengan tidak memandang muka. Dan dia juga mengatakan bahwa dalam suasana kebangunan rohani agama seharusnya berperan dalam akal sehat maupun dalam perasaan. Disamping itu, ada juga golongan-golongan yang turut berperan dalam kebangunan rohani yang terjadi di Amerika dan memberikan pendapat bahwa masyarakat di Amerika akan kembali bertaubat Jika seorang pendeta dalam berkhotbah berapi-api dan berbicara dengan penuh perasaan. 

 Namun gereja memandang keliru pandangan teologis tersebut akhirnya keputusannya yaitu dengan mengadakan pertemuan-pertemuan baik yang dilaksanakan pada siang hari maupun pada malam hari di mana pendeta pada saat itu bergiliran untuk berkhotbah dan memberikan arahan serta pembinaan kepada warga jemaat. Di samping itu, terdapat juga kebagunan rohani yang dilakukan dengan cara membuat lagu-lagu rohai untuk sekolah minggu maupun untuk jemaat, dan renungan harian untuk jemaat juga dibuat untuk digunakan dalam membantu jemaat 

memahami firman Tuhan. Di Amerika salah satu ciri khas kekristenan yaitu adanya sekta-sekta yang jauh jaraknya dari ajaran kekristenan yang tradisional salah satunya adalah gerakan pentakosta. Gereja-gereja di Amerika Serikat telah memberi berbagai sumbangan kepada Gereja Kristen di dunia baik yang positif maupun yang negative itu terlihat dalam gereja-gereja di Amerika yang belajar untuk menghormati dan mempelopori pekabaran Injil dan memberikan gambaran sikap optimis untuk semangat dalam melayani jemaat Allah. 

 pekabaran injil yang dilakukan oleh lembaga-lembaga dari Amerika utara itu telah membangun gereja-gereja Kristen di berbagai wilayah di amerika termasuk ke dalam gereja pantekosta. Namun pada saat itu terjadi penjajahan yang dilakukan oleh orang spanyol dan portugis yang kemudian memusnahkan setiap unsur protestan yang ditemukan di Amerika. tetapi seiring berjalannya waktu masyarakat di amerika serikat mengalami kemerdekaan sehingga di bukalah ruang bagi pedagang dan pengusaha dari berbagai daerah yang kemudian masuk ke Amerika utara dan membawa agama Kristen protestan serta mengabarkan injil dan juga membangun gereja dari rakyat kecil.  

 Refleksi 

 Berdasarkan materi sejarah yang saya telah baca di mana sejarah gereja yang terjadi di Amerika maka refleksi saya secara pribadi memberikan saya pengetahuan bahwa pada saat itu ketika golongan-golongan puritan dalam perkembangan gereja, mereka dalam pengambilan keputusan itu tidak mufakat sehingga menimbulkan perbedaan-perbedaan pendapat yang keliru. Oleh karena itu, menjadi pelajaran bagi saya secara pribadi bahwa memang dalam pengambilan keputusan harus dibicarakan secara benar dan sesuai dengan kesepakatan bersama. Tujuan dari pelaksanaan ini yaitu dengan supaya tidak ada satu pihak yang dibebani. Karena tentu saja bahwa dalam pengambilan keputusan terdapat golongan-golongan yang memiliki pandangan dan pendapat yang berbeda sehingga penting ketika dalam pengambilan keputusan dilaksanakan secara musyawarah bersama. 

 dari pembelajaran materi tersebut memberikan pemahaman yang baru bagi saya untuk saling menghormati antara sesama yang ada di sekitar kita kalaupun berbeda golongan kepercayaan tetapi harus tetap saling menghormati dan saling mendukung menurut kepercayaan masing-masing, dan tetap hidup saling bertoleransi dan saling bekerjasama. Selain itu, dari materi tersebut memberikan pembelajaran yang baru bagi saya secara pribadi untuk tetap menerima ajaran-ajaran yang dapat membangun kehidupan rohani saya dan menolak ajaranajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran Injil. 

 Sekaitan dengan kehidupan gereja, pada saat ini kita melihat bahwa dalam lingkungan gereja terdapat organisasi-organisasi yang terdiri dari organisasi sekolah minggu, organisasi kepemudaan, organisasi kaum wanita, organisasi kaum Bapak dan organisasi lainnya. Ketika gereja atau pemimpin hendaknya mengadakan pertemuan atau musyawarah, maka organisasi atau golongan-golongan tersebut penting untuk dilibatkan dengan tujuan tidak ada satu pihak 

yang dibebani ketika adanya hasil musyawarah dan kesepakatan bersama. Selain itu, dengan adanya pertemuan ini dapat membawa hasil yang mufakat atau berdasarkan keputusan bersama untuk perkembangan kehidupan gereja yang lebih baik. Di dalam materi tentang sejarah gereja di Amerika, kita bisa melihat bagaimana gereja saat itu saling menghormati, saling menghargai antara satu dengan yang lain dan sampai saat ini kita bisa melihat bahwa gereja-gereja yang ada di Indonesia juga tetap saling menghormati dan tidak ada yang saling menghina dan memfitnah tetapi mereka tetap melaksanakan kebaktian dan tradisi-tradisi yang ada menurut kepercayaan mereka. 

 Berdasarkan pembelajaran sejarah tentang gereja di Amerika memberikan pemahaman dan pembelajaran yang baru bagi gereja untuk semangat dalam pekabaran Injil seperti yang dilakukan oleh anggota-anggota Gereja pada saat itu dan melalui pelaksanaan misi yang dikerjakan maka semakin banyak orang-orang yang dimenangkan dan menjadi pengikut Kristus, dan membaptis mereka di dalam Yesus Kristus. Sekaitan dengan peroses pelayanan yang dilakukan oleh gereja, maka pentinglah gereja untuk menciptakan lagu-lagu rohani untuk jemaat dan sesama orang-orang Kristen. Selain itu, gereja juga perluh untuk membuat renungan-renugan singkat yang mempermudah warga jemaat mengenal  lebih dekat tenang Yesus Kristrus.  

 Dalam kehidupan warga Jemaat tentu saja tidak lepas dari berbagai persoalan-persoalan yang membuat kehidupan rohani mereka itu menjadi lemah. Oleh karena itu, gereja mempunyai tanggung jawab untuk membantu warga Jemaat dalam menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi dalam kehidupan mereka sehingga kebangunan rohaninya semakin bertumbuh. Hal ini dapat kita kaitkan dengan bimbingan seorang pendeta atau pemimpin gereja terhadap warga Jemaat dalam tindakan kunjungan ke rumah Jemaat atau sesama masyarakat yang mengalami permasalahan hidup, dan itu sudah dilakukan oleh gereja-gereja di Amerika. Jika kita melihat perkembangan gereja saat ini kita mengetahui bahwa kebangunan rohani yang dilakukan oleh Gereja terhadap warga Jemaat itu sudah terlaksana. Namun tidak sedikit dari pemimpin gereja atau pendeta yang masih kurang peduli terhadap permasalahan warga jemaatnya, sehingga ketika jemaat dalam permasalahan hidup mereka tidak melaksanakan kunjungan tetapi hanya mendoakan. 

 Dari metode pembelajaran sejarah tersebut menjadi pembimbingan bagi gereja termasuk pendeta, pemimpin gereja dan juga secara pribadi untuk turut mengambil bagian dalam membangun kebangunan rohani warga Jemaat, serta turut mengambil bagian dalam memberikan solusi dan nasihat kepada warga jemaat yang mengalami permasalahan hidup. Sehingga dengan tujuan ini kebangunan rohani Jemaat semakin bertumbuh dan semakin kuat dalam persekutuan yang dilaksanakan oleh Gereja. 

“SEJARAH GEREJA EROPA DALAM ABAD KE 19 DAN 20” 

    Gereja-gereja di Eropa merupakan gereja-mayoritas dinegaranya. Pada abad ke 19 negaranegara berhubungan erat dengan gereja-gereja dan mendukungnya lewat uang. Adapun gereja pada saat itu mengalami tantangan, yaitu pertama perkembangan filsafat dan keadaan sosial. filsuf yang mempengaruhi perkembangan filsafat: Filsuf Hegel, Filsuf Feurbach, Filsuf Nietzsche Banyak orang Eropa yang tergoda oleh filsafat sehingga meninggalkan agama Kristen. Tantangan kedua mengenai keadaan sosial. Pada abad ke 19 di Eropa terjadi urbanisasi dan industrialisasi. Kaum buruh merasa tertindas oleh golongan yang menguasai kehidupan ekonomi. Teolog-teolog yang berusaha menjawab tantangan pihak pemikiran modern itu dengan menyusun teologi yang merupakan  campuran Injil dengan filsafat baru itu yang dipelopori oleh Schleiermacher.  

 

 Schleiermacher menegaskan bahwa Iman merupakan hasil dari kesan alam semesta. ia menginsyafi betapa kecilnya manusia itu kalau dihadapkan dengan alam semesta tetapi juga menyadari bahwa sesungguhnya terdapat keselarasan antara manusia dengan alam semesta. menurut Schleiermacher,  patutlah Yesus tetap merupakan pusat perhatian kita, karena ia telah mempunyai pengalaman yang paling sempurna sehingga menjadi teladan bagi kita. Soren Kierkegaard (1813-1855), ia menekankan bagimana manusia mengakui dosanya dan kesalahannya sehingga menemukan rahmat Allah. tindakan seperti ini harus dijadikan oleh manusia sebagai suatu pengalaman. Karl barth (1886-1968).  Dia menekankan bagaiman manusia harus berpedoman hanya kepada Alkitab saja.  Karena dari Alkitablah manusia boleh mengetahi mengenai kebenaran Allah. 

 

 Selain tantangan dari pihak pemerintah, terdapat juga tantangan dari bidang sosial. Dalam menghadapi tantangan tersebut, William Booth adalah salah satu tokoh yang bersejarah di Inggris pada saat itu. Di mana dia harus meninggalkan jemaatnya dan mulai melayani banyak orang yang ada di Inggris. William melayani orang-orang pemabuk dan pelacur sehingga dia dibenci oleh jemaatnya sendiri karena jemaatnya tidak suka pendetanya bergaul dengan orangorang pemabuk dan pelacur. Bentuk kepedulian Booth yaitu membentuk suatu organisasi yang ketat yaitu “bala keselamatan”. Organisasi ini dipimpin oleh booth sebagai jenderal dan juga tentara-tentara yang memiliki perangkat yang sama. Organisasi ini bekerja untuk memberantas akibat-akibat buruk dalam masyarakat.   

   Salah satu sifat yang muncul saat itu di Jerman adalah “yang kuat memakan yang lemah”.  Setelah kekuasaan Jerman pada saat itu  jatuh kepada kaum NAZI, maka mulailah golongan ini menjalankan segalah rencana jahatnya untuk membasmi orang-orang Yahudi dan juga orangorang yang lemah. Namun, anehnya ada beberapa orang-orang dari gereja yang menyetuji tindakan nazi tersebut dan mengatakan bahwa itu adalah kehendak Allah. tetapi terdapat juga 

golongan-golongan dalam gereja yang memandang dengan jelas bahwa tindakan nazi sangat berbeda dengan iman Kristen. Golongan-golongan ini belajar dari teologi Karl Barth yang menyatakan bahwa tidak ada penyataan Allah yang terjadi diluar Alkitab. Mereka tidak segansegan mengecam tindakan nazi. Akhirnya pada tahun 1945 kaum nazi dikalahkan dan penghambatan gereja berhenti. 

 

Pada tahun 1992 Rezim Sovyet memulai penghambatan kepada gereja diajukan tuntutan agar menyerahkan alat-alat emas dan perak yang dipakai dalam kebaktian_ibadat, Ketika alatalat tersebut mau dirampas dengan kekerasan, anggota gereja mengadakan perlawanan. Karena pemerintah memiliki kekuasaan maka ia bebas memenjarakan dan membunuh iman dan orang percaya dengan sesuka hati. inilah yang menyebabkan ribuan orang Kristen dibunuh atau dibuang ke daerah yang terpencil sebagai orang yang dirantai, yang lain dijadikan sampah masyarakat dan kehilangan rejekinya. Kepada anak-anak dan kaum pemuda mereka diajarkan atheisme. Pada tahun 1941 orang-orang Jerman Nazi memasuki Rusia dan hampir berhasil merebutnya. Pemerintah mau mengerahkan segala kekuatan nasional dalam perjuangan matimatian itu. Oleh karena itu, diadakanlah juga perdamaian dengan gereja. Penghambatan dihentikan; gereja di beri kebebasan mengadakan ibadatnnya tanpa gangguan.tetapi pendidikan agama dan segala kegiatan social tetap terlarang. Dibidang Teologi, Teologi berusaha untuk menunjukkan jalan bagi orang-orang percaya di tengah-tengah krisis dan politik di dunia. 

Refleksi 

 Berdasarkan materi yang saya telah pelajari, saya bisa belajar bahwa hidup ini tidak segalahnya adalah uang. Menurut firman Tuhan mengatkan bahwa akar dari segalah kejahatan adalah cinta Uang. Pada saat perkembangan gereja di Negeri Belanda penguasa atau pemerintah menjalin hubunngan yang baik dengan gereja dan di dalamnya ada poltik uang. tujuan ini menjelaskan bagaimana kerja sama ini tejadi dengan disertai uang. hal ini menjadi pelajaran bagi saya secara pribadi bahwa dalam menjalin hubungan dan kerja sama itu harus dilaksanakan bukan karna uang tetapi benar-benar dilaksanakan karna cinta kasih. Disamping itu dari sejarah gereja tersebut menjadi pelajaran bagi saya secara pribadi untuk mengenal Kristus bukan karena ajaran-ajaran filasafat dan pemikiran-pemikiran modern, tetapi mengikut Yesus karena Dialah Tuhan dan juruslamat kita. 

 Bagi perkembangan gereja, menjadi suatu pelajaran untuk melawan pemikiran-pemikiran filasafat dan pandangan modern yang mengajarkan pandangan dan ajaran yang salah kepada masyarakat dan jemaat bahwa Yesus bukanlah satu-satunya juruslamat manusia, Alkitab bukanlah ajaran utama dalam gereja. Pandangan ini harus dilawan oleh gereja dengan memberihkan pandangan yang benar mengenai keselamatan di dalam Yesus Kristus, dan memberihkan penegertian kepada masyarakat dan warga jemaat bahwa siapapun manusia boleh datang kepada Yesus Kristus dan menyerahkan segalah pergumulan hidupnya kepada Allah.  

 Dari sejarah gereja tersebut, menjadi pelajaran penting bagi saya secara pribadi dan juga bagi gereja bahwa dalam memberitakan firman Allah, tidak boleh memandang status orang tersebut. Gereja dan gembala maupun kita sebagai utusan Kristus harus melayani warga jemaat dengan penuh kesungguhan tanpa megharapkan imbalan. Gereja tidak hanya melayani warga jemaat dan masyarakat yang hidup bahagia, yang hidup berkelimpahan. Tetapi gereja sebagai utusan Allah yang juga berperan sebagai gembala juga harus melayani orang-orang yang dalam kesusahan dan dalam penderitaan yang mengharapkan adanya pertolongan. Seperti orang-orang jalanan, orang-orang yang hidup dalam kesusahan, kemiskinan, orang-orang pemabuk dan lain sebagainya. orang-orang inilah yang penting dipelihara oleh gereja dan membuka ruang bagi mereka untuk megenal Yesus Kristus. Hal terbaik yang dapat diakukan oleh gereja terhadap orang-orang ini adalah dengan mengadakan kunjugan dan membentuk organisasi atau kelompok untuk orang-orang tersebut.  

 Salah satu hal yang harus di pahami oleh gereja adalah tindakan yang benar dalam mengajarkan orang-orang bangsawan untuk tidak menggunakan kekuasaannya dalam hal menghina atau memandang rendah sesamanya. Seperti yang terjadi dalam gereja-gereja zaman dulu dengan menerapkan tindakan “yang kuat melawan yang lemah”. Hal ini tidak boleh terjadi kembali dalam gereja-gereja saat ini. Tetapi yang harus di utamakan oleh gereja adalah menjadikan orang-orang yang kuat, orang-orang bangsawan untuk menjadi berkat bagi orang lain atau sesamanya. Sehingga dengan kehadiran kita kedalam dunia ini bukan menjadi beban bagi warga masyarakat dan jemaat, tetapi menjadi berkat bagi sesama kita.  

 Disamping itu, dari sejarah gereja tersebut memberihkan suatu gambaran bagimana saat itu gereja dikuasai oleh orang-orang atheis yang tidak setujuh dengan apa yang diajarkan oleh gereja. Mereka mengambil barang-barang berharga dalam gereja dan meminta warga jemaat untuk memberihkan persembahkan kepada mereka. Tetapi, saat ini jika kita melihat perkembangan gereja saat ini, gereja sudah tidak dikuasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab tetapi gereja telah menjalin kerja sama yang baik dengan semua orang dan selalu saling membantu dalam mencukupi apa yang dibutuhkan oleh gereja dan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Walupun dalam gereja masih tetap saja mengalami berbagai tantangan, tetapi gereja sudah tidak dikuasi oleh penguasa atau pemerintah, tetapi gereja dan pemerintah telah menjalin hubungan yang baik dengan menjalankan tanggung jawabnya.  

 Menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai utusan dari Kristus, untuk menjadi berkat bagi sesama dalam berbagai hal. Mulai dari pelayanan kita kepada jemaat dan warga masyarakat melalui pemberitaan firman, juga melalui tindakan dan perilaku kita yang harus menjadi berkat bagi sesama. Sehingga melalui hal ini banyak masyarakat dan warga jemaat yang semakin mendekatkan diri kepada Kristus. Selain itu, dalam memajukan gereja semakin berkembang, tentu hal yang dapat kita lakukan adalah memberihkan sumbangan pemikiran kita kepada perkembangan gereja untuk kebaikan gereja kedepannya.  

Sejarah Gereja Di Negeri Belanda 

 Pada saat itu di negeri Belanda ada sebuah gereja yang bercorak calvinis dalam ajaran dan organisasinya. Gereja ini disebut gereja greeformeed. Gereja ini meliputi sekitar separuh dari penduduk Belanda yang lainnya itu tetap setia pada Gereja Katolik Roma dan gereja-gereja yang lain. Para penguasa di negeri Belanda menjalin hubungan yang erat antara gereja tersebut sehingga beberapa dari warga Belanda pemerintahan maupun pegawai negeri menjadi anggota gereja ini.  Karena gereja tersebut telah dipengaruhi oleh ajaran Calvin sehingga Jemaat berusaha untuk menciptakan cita-cita teokrasi dalam perkembangan gereja. Tetapi para penguasa mengekang gereja-gereja seperti Gereja Katolik dan melarang mereka mengadakan pertemuanpertemuan serta tidak memberikan kebebasan penuh kepada mereka dalam melaksanakan peribadahan. 

 Berkat dari adanya tindakan yang dilakukan oleh pemerintah atau penguasa di negeri Belanda itu membawa pengaruh penting bagi Gereja yaitu dimana berkat toleransi yang terdapat di negeri Belanda menjadi tempat para pemikir dari beberapa negeri lain untuk memberikan pandangan mereka terhadap gereja dan negara. Selain itu, banyak dari kaum sale yang kemudian meninggalkan cita-cita teokrasi dan menarik diri dari gelanggang kehidupan umum menjadi kelompok tertutup kemudian memupuk kesalehan batin sendiri dalam kehidupan pribadi. Dari pandangan ini lahirlah golongan pietisme yang tidak memperhatikan mengenai masalah politik dalam gereja rakyat. Tetapi pada tahun 1395 Belanda kemudian berhasil diduduki oleh Perancis yang kemudian merombak negara dalam gagasan serta pandangan yang sudah berkembang dan menjadi terwujud dalam negara Belanda tersebut. Dan pada saat itu toleransi menjadi dasar negara di wilayah Belanda sehingga masyarakat diberikan kebebasan untuk mengutarakan dan memberikan pandangan serta pendapat mereka.  

 Pada saat itu, hubungan yang istimewa antara gereja gereformeerd dengan negara itu menjadi putus dan mulailah pada Gereja Katolik ajaran mereka kembali dianut. Perkembangan penting lainnya dalam lingkungan gereja yaitu munculnya semangat pekabaran Injil dalam lingkungan Kristen yang disebabkan negara sudah tidak mencampuri lagi urusan yang dilakukan oleh Gereja dan saat itu dibangunlah lembaga pekabaran Injil yang menjadi wadah bagi gerejagereja dari berbagai aliran teologi lainnya untuk mendapatkan Ilham dan pencerahan secara bersama-sama untuk memotivasi diri dalam menyelamatkan jiwa orang-orang kafir.  

 Tetapi semangat pekabaran Injil di Belanda pada saat itu mengalami penurunan disebabkan karena pemerintahan Belanda membuat organisasi gereja yang baru yang memakai lembaga sinode sebagai tempat pertemuan. Namun, dalam proses pertemuan yang diadakan oleh sinode ini orang-orang yang ada di dalamnya bukan dari utusan-utusan klasis tetapi dari kalangan-kalangan atas atau dari pemerintah dan ketika melaksanakan pertemuan, sinode ini tidak melibatkan utusan dari gereja ataupun dari kelasis. Tetapi, hanya orang-orang tersendiri yang didalamnya termasuk dari  pemerintah. Sehingga di lingkungan Jemaat terjadi perdebatan oleh karena keputusan yang diberikan oleh sinode di mana mereka tidak terlibat dalam 

pertemuan yang diadakannya. Oleh karena tindakan tersebut, maka banyak dari golongangolongan yang beranggapan bahwa iman Kristen itu dipertemukan dengan kebudayaan seperti filsafat, ilmu pengetahuan dan kesenian yang berlaku pada zaman tersebut dan diungkapkan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami oleh orang-orang Kristen.  

 Tetapi golongan itu ditentang kembali oleh kaum Ortodoks dan orang-orang yang mengikuti ajaran Calvin yang menganggap ajaran gereja itu sesaat dan tidak sesuai dengan reformasi. Pada saat itu muncullah suatu gerakan kebangunan dalam lingkungan gereja protestan Belanda yang dinamakan gerakan revil yang banyak berjasa pada pekabaran Injil serta usaha sosial. Pada saat itu banyak orang-orang dan pendeta yang keluar dari gereja karena tidak mau terikat pada aturan dari pemerintah atau penguasa yang kemudian bersama-sama membentuk kelompok sendiri untuk membangun dan menata kembali ajaran gereja seperti dulunya. Namun karena kegagalan yang ditemui akhirnya membawa dampak yang buruk yang membuat terjadi perpecahan dalam gereja. Tetapi seiring berjalannya waktu gereja tersebut mengalami gerakan pembaharuan yang memainkan peranan penting dalam sejarah gereja di Indonesia di samping itu juga sinode kemudian mulai berbicara mengenai perkara-perkara rohani. Hal itu disebabkan ketika orang-orang NAZI di Jerman yang memerintahkan umat Yahudi dan membawa pengaruh ideology ke dalam sekolah-sekolah Kristen. Dalam hal ini peraturan gereja dibuat oleh penguasa atau raja dan memberlakukan kembali tata gereja yang baru sesuai dengan presidensial sinodal. Demikian juga usaha pekabaran Injil kemudian dijalankan kembali dan menjadi tugas tersendiri bagi perkembangan gereja. 

 Refleksi 

 Berdasarkan materi yang saya telah pelajari mengenai perkembangan gereja di negeri Belanda, saya bisa mengetahui bahwa pada saat itu negara bisa dikatakan membeda-bedakan gereja termasuk dalam tempat dimana mereka beribadah. Gereja juga menjalin hubungan yang erat dengan gereja yang mereka inginkan. Tetapi, disamping itu juga ternyata banyak gerejagereja lainnya yang ditekan oleh pemerintah atau penguasa. Pemerintah mewajibkan orang-orang yang ada di Belanda untuk ikut dalam gereja yang mereka tempati. Sejarah pribadi pandangan tersebut sangat keliru Karena setiap manusia wajib untuk beribadah menurut kepercayaan yang mereka yakini tanpa perlu adanya tekanan dari orang lain.  

 Secara pribadi, jika seseorang berusaha untuk menjauhkan diri dari pandanganpandangan yang tidak benar atau tidak sesuai dengan Injil dan isi Alkitab, maka Allah akan senantiasa membuka jalan bagi orang-orang tersebut untuk mendapatkan kesempatan dalam memperoleh pemahaman yang benar tentang Yesus Kristus. Dan Selain itu, yang menjadi pelajaran tersendiri secara pribadi yaitu dengan membantu orang-orang lain atau sesama yang ada di sekitar kita dalam hal kebangunan rohani. Selain pekabaran Injil yang kita beritakan kepada mereka, tindakan lain yang dapat dilakukan yaitu dengan melalui sikap kita, tingkah laku kita, perkataan dan cara kita berpenampilan itu menjadi suatu komunikasi dalam membangun 

kerohanian Jemaat, karena dengan tindakan yang kita lakukan jemaat juga akan semakin mengenal tentang Yesus Kristus. 

 Melalui sejarah tersebut dapat memberikan pemahaman dan wawasan yang baru bagi saya bahwa ketika kita tidak nyaman di suatu tempat atau merasa ditekan atau tidak diberikan ruang maka dengan sendirinya kita harus berusaha untuk keluar dari zona tersebut dan mencari jalan yang benar untuk membuat diri kita lebih nyaman dalam mengenal kebenaran Yesus Kristus. Karena ketika kita tidak keluar dari zona tersebut Jangan sampai kita sendiri yang terlibat di dalamnya dan menjadi orang-orang yang justru menjadi sesat. Tetapi, tujuan utama kita adalah untuk membawa orang-orang semakin dekat dengan Yesus Kristus. 

 Mengenai perkembangan gereja yang terjadi di negeri Belanda saat itu dimana kita bisa melihat bagaimana negara membeda-bedakan gereja, namun berkat dari adanya perjuangan para tokoh-tokoh gereja dan kelompok-kelompok yang kemudian memberikan kebebasan kepada gereja untuk mengurus dan menata perkembangan gereja masing-masing. Sampai saat ini kita bisa melihat bagaimana hubungan antara gereja dan negara sudah saling bekerjasama dengan baik dalam membantu masyarakat maupun warga Jemaat terkhusus dalam pekabaran Injil. Selain itu juga, kita bisa melihat sampai saat ini Gereja sudah tidak terikat kepada aturan-aturan negara. Bahkan penguasa sudah memberikan ruang dan kebebasan terhadap gereja untuk mengembangkan kehidupan gereja yang lebih baik. 

 Dengan adanya pembelajaran sejarah yang terjadi di negeri Belanda, maka gereja boleh belajar untuk mengerti dan memahami bagaimana tindakan yang dilakukan oleh pemimpin gereja maupun pendeta serta golongan-golongan aliran lain yang menentang berbagai pandangan yang keliru yang masuk ke dalam gereja dan menghambat pertumbuhan gereja. Dari situ, kita bisa mengetahui bahwa memang perkembangan dan pertumbuhan gereja itu tidak terlepas dari berbagai tantangan maupun pengaruh-pengaruh dari golongan atau kelompok-kelompok yang tidak menyukai peribadahan yang dilaksanakan oleh Gereja. Oleh karena itu, gereja harus mempersiapkan diri dalam menghadapi perkembangan-perkembangan zaman ke depan supaya gereja dapat memberi jawab kepada orang-orang yang menentang kehidupan dan ajaran gereja. Salah satu hal yang menjadi tanggungjawab Gereja yaitu dalam hal pekabaran Injil di mana Gereja adalah utusan dari Allah untuk menjadi pembimbing dan menjadi pekabar Injil bagi masyarakat atau orang-orang lain yang belum mengenal akan Yesus Kristus. Oleh karena itu gereja penting untuk memberitakan Injil kepada mereka dengan cara yang benar. 

Sejarah Gerakan Oikumene 

 Oikumene adalah sebuah rumah (dunia) yang dialami oleh manusia. dalam gereja, oikumene dapat diartikan sebagai usaha-usaha untuk memulihkan kesatuan gereja dalam Kristus. Pada tahun 1517 gereja perotestan terpecah menjadi beberapa denominasi tetapi mempunyai dasar yang sama. Diiantaranya: Lutheran, Calvinis, Anglikan, Baptis, Metodis, dan seterusnya. Untuk mempersatukan kembali gereja-gereja itu Calvin mengatakan bahwa aliran-aliran kekristenan tersebut hanya bisa di persatukan jika gereja mau tunduk kepada kekuasaan Alkitab sebagai ukuran dan patokan dalam kehidupan umat Kristen, memang hal itu akan sulit karena gereja mempunyai pandagan-pandagan yang berbeda mengenai ajaran Alkitab. Salah satu usaha Oikumenis yaitu dengan membentuk gerakan Revival atau pietisme yang di dalamnya dibentuk pekabaran injil dan mendirikan perserikatan-perserikatan untuk memajukan persaudaraan Kristen, tetapi dalam hal ini gereja-gereja belum terlibat. 

 Pada tahun 1910, pekabar-pekabar injil mulai mengadakan pertemuan-pertemuan untuk membicarakan mengenai persoalan-persoalan dalam perkembangan pekabaran injil kedepan. orang-orang yang berkumpul tersebut berasal dari orang-orang atau utusan-utusan dari gerejagereja. Mereka ini mendirikan dua badan yang pertama gerakan mengenai “iman dan tata gereja” dan gerakan yang kedua “kehidupan dan kegiatan”. Namun seiring perkembangan waktu, gerakan ini bersatu menjadi dewan gereja-gereja se-dunia. Dalam konfrensi-konfrensi yang dilakukan oleh gerakan tersebut, merundingkan mengenai ajaran dan organisasi, dengan maksud untuk membawah gereja-gereja satu sama lain menjadi satu. Disamping itu, juga berusaha untuk mengajukan perdamaian dan keadilan, dan menentang rasisme dan ketidakadilan ekonomi. Gerakan tersebut juga menghasilkan pula suatu badan yang disebut dengan dewan pekabaran injil internasional. Dari badan tersebut, meluaslah pekabaran injil kebeberapa benua.  

 Sejak tahun 1961, anggota dewan gereja sedunia (DGD) semakin bertambah hingga mencapai kurang lebih 200 gereja yang bergabung degannya. Tetapi masih ada juga gereja yang belum mau bergabung. Misalnya gereja ortodok timur yang kesatuan gerejanya takluk kepada paus di Roma. Tetapi ketika DGD melaksanakan konsili-konsili sudah ada utusan dari gerejagereja termasuk gereja ortodoks timur. Namun, dalam pengambilan keputusan dalam konsili DGD, mereka belum bisa bersatu karena ajaran dan tradisi gereja yang berbeda-beda. Ada yang liberal, ada yang tradisi timur maupaun barat, ada yang negara komunis dan non-komunis, ada yang kaya dan miskin, dan lain sebagianya. Tetapi gereja tetap menganggap hal itu baik dengan pandangan lebih baik berdebat dari pada berpisah.  

 Salah satu tujuan dan cita-cita dari dewan gereja-gereja sedunia yaitu untuk menjadikan gereja menjadi satu yang telah terpisah oleh karena watak manusia yang tidak mau melepaskan kebiasannya dan mencurigai segalah sesuatu yang asing sehingga menimbulkan pemikiranpemikiran dan pandangan yang salah terhadap gereja. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa ajaran dan tradisi dalam gereja, seperti ajaran mengenai pembaptisan anak, ajaran mengenai sifat gereja mengenai pemimpin dalam gereja yaitu uskup dan rasul, bolehkah wanita memegang jabatan 

gerejawi?, dan pandagan mengenai darah dan tubuh Kristus dalam perjamuan. Namun, pada saat itu, dibeberapa negara termasuk di India selatan telah berulang kali melaksanakan pertemuan untuk menjadikan gereja menjadi satu. Ajaran dalam gereja tersebut, telah berpaut pada pandangan Calvin. Dan pada tahun 1947 gereja-gereja yang bersangkutan tersebut telah mengambil keputusan bahwa pendeta akan ditabihskan oleh uskup ataupun oleh penatuapenatua. Usaha-usaha yang dilakukan oleh gereja-gereja di India tersebut, telah banyak mempengaruhi wilayah-wilayah sekitarnya.  

 Pada tahun 1846, golongan Evangelika telah melembaga dan mendirikan suatu gerakan yang diebut dengan persekutuan injil. Golongan ini didirikan dengan tujuan untuk melawan aliran teologi yang dianggap bertentangan dengan Alkitab, gereja yang tidak memandang iman sebagai syarat mutlak dimiliki oleh setiap anggota gereja. Gerakan lain yang hampir sama dengan golongan evangelical ini adalah fundamentalisme yang didirikan di Amerika yang memandang Alkitab sebagai suatu kebenaran mutlak hingga detailnya yang sekecilpun. Semangat dari gerakan evangelical ini telah memunculkan semangat pekabaran injil bagi mahasiswa Amerika dan meluas kebeberapa wilayah hingga sampai ke Indonesia.  

Refleksi 

 Berdasarkan materi yang saya pelajari, dapat memberihkan wawasan baru bagi saya dalam memahami bagimana sejarah gerakan oikumene di dalam dunia yang dilakukan oleh gereja dan beberapa kelompok. Perluh kita ketahui bahwa memang suatu kelompok atau organisasi yang terpisah dan tidak bersatu, itu akan menimbulkan berbagai masalah dan pandangan yang juga berbeda-beda. Hal itu disebabkan karena wawasan dan pendidikan yang dimiliki oleh setiap orang itu berbeda-beda, tingkah laku atau karakter yang dimiliki oleh setiap orang itu berbeda-beda, ajaran dan tradisi yang dianut oleh setiap orang itu juga berbeda sehingga menimbulkan suatu kesalahpahaman. Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan yang dilaksanakan oleh organisasi ataupun dalam kelompok itu perluh adanya mufat atau musyarawah bersama dengan tujuan tidak ada pihak yang di rugikan dan yang diuntugkan tetapi semua anggota-anggota dalam organisasi tersebut merasakan hal  yang sama. 

 Sama seperti sejarah perkembangan gerakan oikumene yang dilakukan oleh gereja dan beberapa kelompok lainnya untuk mencapai tujuan dan cita-cita untuk menjadikan gereja menjadi satu, itu membutuhkan tenaga dan waktu yang cukup lama serta usaha dan kerja keras yang dilakukan untuk meraih cita-cita tersebut. Menjadi pelajaran bagi saya bahwa dalam mencapai suatu tujuan tentunya itu bukanlah hal yang mudah dilakukan tetapi itu membutuhkan usaha dan kerja keras yang besar. Termasuk dalam memajaukan organisasi-organisasi dalam gereja semakin memuliakan Allah.  dan satu hal yang perluh diketahui bahwa dalam mencapai suatu tujuan dan cita-cita, banyak orang-orang yang akan menjadi peghalang yang justru akan menghambat perkembangan dan usaha yang kita lakukan. Tetapi ketika dalam stuasi tersebut kita selalu mengandalkan yang Maha Kuasa maka setiap rintangan dan tantangan itu pasti bisa dilalui.  

 Sekaitan dengan gereja pada masa kini, kita bisa melihat bagaiman organisasi-organisasi yang ada dalam gereja telah mengambil keputusan secara mufakat, yang walupun memang masih saja ada golongan-golongan yang berbeda pendapat dan tidak menyetujui keputusan yang di ambil oleh gerja. Tetapi dari sejarah gerakan oikumene kita bisa belajar bahwa adalah lebih baik berdebat dari pada berbpisah. Selain itu, cita-cita dan tujuan yang diharapkan oleh gereja dan golongan-golongan pada masa lalu dimana mereka megharapkan supaya gereja-gereja boleh bersatu dan berada dubawah suatu badan organisasi gereja. Hal itu sudah tercapai dimana kita bolah mengetahui bahwa sebagian besar gereja yang ada di Indonesia telah berada dibawah suatu badan organisasi yaitu persekutuan gereja-gereja di Indonesia (PGI). Di beberapa gereja dalam dunia ini juga berada di bawah naungan organisasi gereja yang pada saat gerekan oikumene itu sudah ada seperti lembaga pekabaran injil, DGD, IMC, dan lain sebagianya.  

 Walaupun gereja berada pada organisasi yang berbeda tetapi tujuan utamanya ialah mengenai Yesus Kristus dan ajarannya ialah Alkitab. Hal itu dapat kita lihat sekarang bagaimana gereja dan organisasi-organisasi yang ada telah menjadikan Yesus Kristus sebagai dasar utama dalam gereja dan ajaran utamanya bersumber dari Alkitab. Walapun dalam perkembangan gereja masih saja terdapat orang-orang yang ingin menghambat pertumbuhan dan perkembangan gereja tetapi perluh kita ketahui bahwa perjuangan yang dilakukan oleh gereja hingga saat ini tidak pernah mengalami penuruan justur gereja semakin menghadapi tantangan akan semakin berkembang. Kita bisa melihat bagaimana pekabaran injil itu dilaksanakan oleh gereja yang sudah sangat meluas hingga ke berbagai pelosok-pelosok desa, itu semua berkat dari adanya tokoh-tokoh gereja yang selalu berjuang dalam membawah gereja untuk mencapai cita-cita dan tujuannya.  

 Demikianlah kita sebagai penerus gereja harus melibatkan diri dalam pelayanan yang dilaksanakan oleh gereja dan turut terlibat dalam setiap kegitan-kegiatan yang dilaksanakan oleh gereja sebagai suatu pegabdian kita kepada para tokoh-tokoh pejuang gereja yang tidak pernah lelah dan tidak takut menghadapi kondisi apapun untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan gereja. Dengan demikian kita juga bisa belajar bagaimana membawah gereja untuk lebih mengenal Kristus berdasarkan ajaran Alkitab. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal Usul Kata Puang Matua Dalam Bahasa Toraja