Artikel pengabdian kepada Masyarakat
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT: “PELAYANAN GEREJA DALAM PENAGGULANGAN PENYEBARAN COVID-19”
Oleh Jimmi Pindan Pute
Institut Agama Kristen Negeri Toraja
Abstrak:
Corona
Virus Disesase (Covid 19) yang melanda dunia termasuk negara Indonesia telah
membuat banyak keresahan di kalangan masyarakat. Beberapa keresahan tersebut
dapat dilihat dari banyaknya aktivitas dan pekerjaan yang tidak bisa dilakukan
seperti biasanya yang kemudian membuat pendapatan masyarakat mengalami
penurunan. Akibatnya, kebutuhan ekonomi masyarakat juga mengalami penurunan.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, penting adanya tindakan yang dilakukan
oleh gereja, pemerintah maupun pelajar.
Gereja adalah bagian dari
masyarakat. Gereja mempunyai tanggung jawab penting untuk berperan dalam
merasakan keluhan masyarakat oleh karna wabah Covid 19. Tindakan yang dapat
dilakukan oleh gereja bersama dengan pemerintah dalam menanggulangi penyebaran
Covid 19 adalah menolong masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka, termasuk
kebutuhan ekonomi rumah tangga. Untuk mendapatkan informasi mengenai beberapa
hal sekaitan dengan pelayanan gereja kepada masyarakat, maka penulis
menggunakan metode deskriftif, dan study penelitian etnografi, pengumpulan data
berkaitan dengan kehidupan masyarakat ditengah pandemi Covid 19. Tujuan dari
penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui tindakan dan pelayanan yang
dilakukan oleh gereja dalam menaggulangi penyebaran Covid-19. Salah satu
tindakan yang dapat dilakukan oleh gereja adalah memberihkan kekuatan dan
ketabahan kepada masyarakat untuk tetap berpengang teguh kepada Sang pencipta
yang akan senantiasa menolong dan menyertai kehidupan kita ditengah pandemi Covid
19.
Kata Kunci : Covid
19, Gereja, Masyarakat
Abstract:
Corona Virus Disesase (Covid 19) that
has hit the world including Indonesia has created a lot of unrest among the
public. Some of these unrest can be seen from the many activities and jobs that
cannot be done as usual, which then causes people's income to decline. As a
result, people's economic needs have also decreased. To solve this problem, it
is important that actions be taken by the church, government and students.
The
church is part of society. The church has an important responsibility to play a
role in sensing community complaints due to the Covid 19 outbreak. Actions that
can be taken by the church together with the government in tackling the spread
of Covid 19 are to help people meet their daily needs, including household
economic needs. To get information about several things related to church
services to the community, the authors used descriptive methods, and
ethnographic research studies, collecting data related to community life amid
the Covid 19 pandemic. The purpose of this study is to determine the actions
and services carried out by the church tackling the spread of Covid-19. One of
the actions that the church can take is to provide strength and fortitude to
the community to remain firmly adherent to the Creator who will always help and
accompany our lives amid the Covid 19 pandemic.
Keywords: Covid
19, Church, Society
BAB
I
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang
Sejak
tahun 2019 dunia berada di masa tenggang, termasuk Negara Indonesia. Semua
masyarakat Indonesia berusaha untuk menghindar dari salah satu wabah penyakit
yang dikenal dengan sebutan Corona Virus
Deashes. Penyakit ini telah meresahkan warga masyarakat Indonesia dan juga
pemerintah bahkan boleh dikatakan meresahkan seluruh dunia.
Berbagai masalah yang ditimbulkan oleh penyakit ini diantaranya adalah penghasilan ekonomi semakin merendah sehingga memunculkan kelaparan dimana-mana, proses belajar mengajar menjadi kurang maksimal, keakrapan dengan sahabat dan teman menjadi berkurang dikarnakan adanya aturan dari pemerintah untuk tidak keluar rumah apa lagi bertemu dengan orang lain, banyak aktivitas dan pekerjaan menjadi kurang maksimal, dan berbagai masalah lainnya. Oleh karena itu, dalam menghadapi stuasi seperti ini diharapkan adanya kerja sama antara pemerintah, masyarakat dan gereja. Pemerintah telah banyak memberihkan dukungan dan bimbingan bagaimana menjaga diri dari penyakit tersebut. Harapan masyarakat gereja juga turut campur tangan dalam menanggulangi penyebaran penyakit tersebut dengan cara memberihkan solusi dalam menjaga diri dan juga menjaga orang lain di sekitarnya. selain itu, gerejalah yang harus lebih utama dalam meberihkan teladan kepada warga masyarakat mengenai bagaimana untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dalam menghadapi stuasi seperti ini. Agar, dengan adanya kehadiran gereja, masyarakat boleh mengetahui bagaimana mengutamakan Kristus ditengah pandemi covid-19.
Berdasarkan focus kajian diatas, maka dapat dibuatkan rumusan masalah yang menjadi patokan dalam penelitian tersebut diantaranya: pertama, bagaimana pelayanan dan tindakan gereja dalam menaggulangi penyebaran covid-19? Kedua, bagaimana gereja bekerja sama dengan pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat dalam menggulangi penyebaran covid-19?
Tujuan yang dihatahui tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam menaggulangi penyebaran Corapkan oleh penulis dalam penelitian tersebut yaitu pertama, supaya gereja boleh mengetahui peran dan tanggung jawabnya dalam membantu masyarakat yang terdampak Covid 19. Kedua, untuk mengetahui bagaimana tindakan-tindakan gereja dalam menanggulangi penyebaran covid-19 yang melanda masyarakat Indonesia. Ketiga, menjadi pedoman bagi pembaca untuk mengetahui bahwa setiap orang punya tanggung jawab untuk menolong sesama. Keempat, menjadi wawasan baru bagi penulis untuk mengevid 19 yang meresahkan masyarakat.
B. Metode Penelitian
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif, karena merupakan studi yang
menyajikan keadaan di lapangan dan mengklarifikasi fenomena kenyataan sosial
yang terjadi di masyarakat.[1] Jenis
study pada penelitian ini menggunakan penelitian etnografi dimana memberikan
deskripsi tentang keadaan yang di alami oleh masyarakat akibat dampak covid 19.
Pengumpulan data melalui tiga proses yaitu pertama,
mengumpulkan data berkaitan dengan kehidupan masyarakat yang ada di daerah
Toraja terkhusus pada masalah ekonomi akibat wabah covid 19. Kedua, mencari informasi mengenai
tindakan yang di ambil oleh pemerintah dan gereja mengenai persoalan masyarakat
akibat wabah covid 19. Ketiga, melakukan
analisis interaktif[2]
untuk menyusun pandangan penulis terhadap tindakan yang di ambil oleh gereja
dan pemerintah. Analisis interaktif dilakukan dengan menyajikan data hasil deduktif
dan teori-teori pendukung lainnya.
BAB
II
Pembahasan
A.
Pengertian
Gereja
Kata
Gereja berasal dari kata Portugis Igreja, yang berasal dari bahasa latin
ecclesia yang merupakan transkripsi dari bahasa Yunani ekklesia yang terdiri
dari dua kata yaitu ek=keluar dan klesia=memangil jadi ekklesia =dipanggil
keluar. Jadi, Gereja adalah perkumpulan orang-orang kudus yang dipanggil keluar
masuk ke dalam terang Allah.[3] Menurut
pernyataan dalam buku Anne Ruck yang berjudul sejarah gereja Asia, menyatakan
bahwa negara yang pertama kali menggunakan gedung untuk beribadah adalah gereja
di Asia dan yang pertama menerjemahkan Alkitab Perjanjian Baru kedalam bahasa
setempat dan yang juga mengembangkan struktur gereja serta yang pertama kali
mendirikan sekolah tinggi teologi yang terkenal. Gereja Asia mempunyai
pekabaran injil yang kuat ke berbagai wilayah termasuk Indonesia.[4]
Jadi, kemugkinan besar gereja lahir di Indonesia juga karna campur tangan dari
pekabar-pekabar injil Asia.
Gereja
adalah Tubuh Kristus yang memiliki sejarah panjang dalam dunia dan yang beradaptasi
dengan pertumbuhannya. Seiring berjalannya waktu gereja kemudian menerapkan
berbagai kegiataan diantaranya berdoa, beryanyi, bersaksi, bersekutu dan lain
sebagainya. Tetapi, sebenarnya tujuan utama gereja lahir ke dalam dunia bukan
hanya untuk melayani jemaat tetapi juga untuk seluruh masyarakat yang berada di
sekitarnya. gereja mempunyai tujuan untuk mengomunikasikan Kristus kepada
dunia. Gereja hadir untuk menjawab pertanyaan manusia mengenai jalan
keselamatan di dalam diri Yesus Kristus, banyak persoalan dan permasalahan yang
dihadapi oleh manusia sehingga membutuhkan pertolongan dan penginjilan yang
dapat menarik mereka dari kesesatan.[5]
Disinilah tujuan gereja lahir kedalam dunia.
Gereja
sebagai perkumpulan orang-orang percaya hendaknya memiliki berbagai program
yang penting untuk dijalankan sesuai dengan kehendak Kristus, dan mengarahkan
hati dan pikirannya untuk kemulian nama Kristus. Jika gereja telah mampu
memberihkan teladan dan pandangan yang positif bagi masyarakat maka secara
otomatis masyarakat akan turut bekerja sama dengan gereja dalam menyelesaikan
berbagai persoalan yang dihadapi oleh gereja dalam mengemban tugas dan tanggung
jawabnya sebagai utusan Allah ke dalam dunia.
B.
Virus
Corona di Indonesia
Kasus mengenai Virus Corona muncul
pertama kali muncul di Wuhan, Provinsi Hubai. Sumber utama penyebab penyakit
ini belum diketahui secara pasti tetapi beberapa pendapat mengatakan bahwa
penyakit tersebut berasal dari ikan dan kelelawar yang ada di Wuhan. Memasuki
bulan desember terdapat lima pasien yang dirawat akitab penyakit tersebut dan
sebulan kemudian kasus ini mulai menigkat dan tersebar di wilayah China,
Thailand, Jepang dan Korea yang ditularkan dari manusia ke manusia lainnya
ketika batuk atau bersin.[6] Indonesia
adalah salah satu negara yang terdampak virus Corona. Oleh karena itu,
masyarakat Indonesia harus berupaya untuk melakukan perlawanan terhadap wabah
tersebut dan setiap manusia harus melakukan isolasi secara mandiri di setiap
rumah. Secara manusiawi sangat susah untuk melawan dan menghentikan virus
tersebut, yang hanya dapat dilakukan adalah belajar untuk mencegah agar tidak
menyebar.[7]
Menurut time dari the GISAID Global
Initiativ On Sharing All Influeanza mengatakan Wabah virus corona mulai masuk
ke Indonesia sekitar tahun bulan september
yang di bawah oleh seorang asli Indonesia yang keluar negeri untuk liburan
bertemu dengan sahabat karibnya. Dan ternyata sahabatnya telah terinfeksi oleh
virus corona. Dari situlah wabah virus corona mulai muncul di daerah Indonesia
hingga saat ini penyakit tersebut telah meluas dan menjadi isu kesehatan yang
paling menghebohkan di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Menurut peneliti ilmu
pengetahuan dan kesehatan mengatakan bahwa virus corona diperkirakan mencapai
125 nanometer dan 0,125 mikrometer. Jadi, sangat kecil sekali dan tidak bisa
terpandang dengan mata telanjang manusia. meskipun sangat kecil namun bisa
memamatikan manusia. Virus ini dapat bertahan disuhu yang panas sekitar
beberapa jam, juga dapat bertahan selama 10 menit dipermukaan tangan, dan
disuhu yang dingin dapat bertahan beberapa hari.[8]
Ketika virus corona mulai terdengar
banyak negara yang menjadi panik tetapi juga tidak sedikit yang meremahkannya.
Negara yang panic dengan wabah tersebut langsung mengatur siasat bagaimana cara
menghindari penyakit tersebut. Negara Indonesia yang juga dilanda wabah
tersebut tidak tinggal diam untuk menanti selesainya wabah tersebut. Peresiden
Jokowi mengumumkan langkah-langkah yang tepat untuk dijalankan dalam menghadapi
penyakit tersebut dengan bekerja sama antara Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB). Pemerintah menyebut penyakit tersebut dengan bencana nasional
Non-Alam. Jokowi mengeluarkan aturan untuk tetap menjaga diri dan orang lain
dengan cara belajar di rumah, menghindari aktifitas yang melibatkan banyak
orang, membiasakan diri untuk mencuci tangan saat keluar atau saat selesai
bertemu dengan orang lain.[9]
C.
Gereja
dalam Masa Covid-1
Covid
19 telah membuat kegaduhan dan keresahan di tengah masyarakat bahkan di seluruh
dunia, sehingga cara yang terbaik di ambil oleh pemerintah adalah dengan
mengadakan lockdown atau boleh juga disebut dengan penutupan jalan raya masuk
daerah. Selain itu, tindakan yang juga diterapkan oleh Indonesia adalah dengan
menutup kegiataan masyarakat yang berskala besar dan menganjurkan warga
masyarakat Indonesia untuk beraktifitas di rumah. Semua itu dilakukan dengan
tujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.[10]
Demikian juga dengan peribadahan yang
duluhnya dilaksanakan di tempat yang telah di tentukan tetapi karna larangan
untuk bertemu satu dengan yang lainnya akhirnya pelaksanaan ibadah dilaksanakan
di rumah masing-masing. Begitupun dengan agama Kristen, masyarakat yang
duluhnya bertemu dan beribadah dilingkungan gereja terpaksa harus mengikuti
aturan dan himbauan pemerintah untuk beribadah dan bersekutu dirumah
masing-masing. Tetapi, banyak yang tidak menerimah aturan tersebut dengan
mengatakan bahwa pelaksanaan ibdah dari rumah dianggap kurang iman, penakut dan
tidak kuat dalam menghadapi tantang. Namun, terdapat juga orang-orang yang
menerima positif himbaun pemerintah tersebut dengan melaksanakan ibadah
dirumah. Dalam hal ini terjadilah pro dan kontra dikalangan umat beragama dan pemerintah.[11]
Sekaitan dengan pelaksanaan ibadah sekolah
minggu, dibeberapa gereja, guru-guru sekolah minggu mengalami kesulitan dalam
hal mengajar anak-anak sekolah minggu, karena sebagian besar anak-anak sekolah
minggu belum mampu secara pemikiran untuk menggunakan alat-alat komunikasi
dalam pelaksanaan ibdah online, sehingga banyak dari mereka yang tidak bisa
mengikuti ibadah online tersebut, selain itu, juga karena ikonomi kelurga yang
tidak memadai untuk membelihkan anak-anak mereka alat-alat komunikasi yang
dapat digunakan untuk melaksanakan ibadah online. Oleh karena itu, pelayanan
yang dapat dilakukan oleh gereja dalam menyikapi hal tersebut adalah
melaksanakan ibadah kunjungan kerumah-rumah anak-anak sekolah minggu dengan
membagi tugas guru sekolah minggu.[12]
Menyikapi permasalahan tersebut,
pelayanan dari gereja sangat diharapkan, dengan memberihkan pemahaman dan pandangan
positif terhadap warga masyarakat dengan tetap kuat dan bersandar sepenuhnya
kepada Allah dalam menghadapi wabah tersebut. Gereja harus mengambil kesempatan
dalam melihat stusai ini sebagai sebuah bentuk misi pelayanan terhadap
masyarakat. Pada dasarnya gereja memandang Covid-19 ini sebagai bentuk ujian
dan pencobaan dengan semakin dekatnya akhir zaman yang mengiginkan supaya
manusia yang berdosa segera bertobat. Namuan demikian, ada satu hal penting
yang perluh dilakukan oleh gereja yakni mengenai penderitaan dalam mengikut
Yesus. Gereja perluh memberihkan pemahaman bahwa apakah ketika penyakit ini
berlalu tidak akan ada lagi penderitaan yang akan dihadapi oleh umat manusia
terutama umat Kristen. Justru, orang yang semakin percaya dan mendekatkan diri
kepada Kristus maka akan semakin banyak pula tantangan dan rintangan yang harus
di hadapi. Mungkin saja covid-19 ini adalah salah satu bentuk kecil penderitaan
yang Tuhan iginkan terjadi atas manusia sebagai salah satu bentuk ujian
terhadap umatNya.[13] Intinya
adalah bahwa penderitaan itu bukan hanya ketika sakit tetapi juga berupah
kemiskinan, bencana alam dan lain sebagainya yang tidak disangka akan terjadi
dalam hidup kita.
Beberapa pandangan orang kristen
mengatakan bahwa penyakti covid-19 ini adalah salah satu bentuk penyakit sampar
yang mematikan yang juga pernah terjadi dalam cerita Alkitab di zaman Israel.
Penyakit sampar beberapa kali tertulis di dalam Alkitab sebagai bentuk hukuman
terhadap hewan dan manusia. penyakit sampar dapat juga dikategorikan sebagai
bentuk penyakit tertular. Penyakit sampar adalah salah satu penyakit yang
dizinkan oleh Tuhan terjadi kepada orang Israel dan orang Mesir yang membawa
kematian dengan begitu cepat. Penyakti ini adalah salah satu bentuk hukuman
yang diberihkan Allah oleh karena pelanggaran yang dilakukan oleh umatNya. Jika
di kaitkan dengan pemahaman Alkitab tersebut maka penyakit wabah covid-19 ini
adalah salah satu bentuk hukuman Allah kepada manusia atas pelanggaran yang
dilakukannya.[14]
Sekaitan dengan itu, dalam hal ini gereja diharapkan turut campur tangan dalam mengambil bagian pelayanan terhadap masyarakat yang terkena wabah tersebut. Gereja hadir kedalam dunia bukan hanya untuk memberitakan kabar sukacita di dalam Yesus Kristus tetapi juga turut merasakan tentang apa yang melanda warga masyarakat dan juga warga jemaatNya. Tanggung jawab gereja terhadap warga jemaatnya adalah dengan melakukan penginjilan. Baik melalui pendeta, diaken atau beberapa orang lainnya yang mampu diberihkan tugas dan tanggung jawab tersebut. Kegiataan penginjilan yang dapat dilakukan oleh gereja adalah membuat dan memuridkan warga masyarakat menjadi semakin dekat dengan Tuhan. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh gereja dalam melaksanakan penginjilan terutama untuk menghadapi stuasi saat ini gereja diharapkan mampu membawah warga masyarakat dan warga jemaat kearah yang lebih baik. Misalnya, gereja melaksanakan pelatihan di gereja, baik itu pelatihan menyanyi, pelatihan musik dan lain sebagainya, melakukan kunjungan ke rumah jemaat-jemaat sekali dalam sebulan, turut dalam mengambil bagian untuk menolong orang-orang yang terkena wabah virus corona. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut maka warga jemaat akan semakin merasakan penting untuk senantiasa bersandar kepada Allah.[15]
D.
Peran
Masyarakat, pemerintah dan gereja dalam penanganan penyebaran covid-19
Gereja, pemerintah dan tokoh masyarakat,
diharapkan dapat menjalin komunikasi dan kerja sama yang baik dalam
menanggulangi penyebaran Covid 19. Pemerintah
mempunyai kewajiban dan wewenang yang besar untuk melindungi rakyatnya dari
berbagai persolan terkhusus dalam menangani berbagai keresahan yang dihadapi
oleh masyarakat. Tanggung jawab pemerintah dalam menangani berbagai keresahan
masyarakat telah di atur dalam undang-undang No.32 tahun 2004 pasal 22 yang
menyatakan kewajiban pemerintah dalam menyelenggarakan otonomi daerah dimana
pemerintah harus melindungi masyarakat, menjaga persatuan dan kerukunan
nasional, dan menjaga keutuhan Negara serta menyediakan fasilitas kesehatan. Demikian
juga dengan gereja, mempunyai kewajiban untuk menolong masyarakat yang
terdampak wabah tersebut dengan cara memberihkan pelayanan kepada mereka
terkhusus dalam hal kunjungan, dan turut berpartisipasi memberihkan pertolongan
bagi masyarakat yang memerlukan kebutuhan ekonomi.[16]
Semakin meluasnya wabah virus corona,
maka menjaga kesehatan diri dan mental adalah suatu keharusan yang harus di
jalankan oleh warga masyarakat. Mental yang sehat akan membuat kepuasan dan kebahagian
dalam hidup, serta damai sejahtera akan terjalin. Seorang teolog mengatakan
bahwa kebahagian hidup akan terjalin jika kita mengerti makna hidup yang
sebenarnya. Manusia yang mengerti arti hidup itu akan memaknai covid tersebut
dari sisi positifnya. Sangat diharapkan bahwa dengan hadirnya covid tersebut
bukan membuat tali persaudaraan menjadi putus tetapi justru tali persaudaraan
dan rasa saling mengasihi tetap terjalin dalam lingkungan masyarakat dan saling
menumbuhkan rasa saling peduli antara warga masyarakat yang satu dengan warga
masyarakat lainnya.[17] Contoh
kecil yang bisa diterapkan dalam lingkungan keluarga untuk mengurangi keresahan
atau kejenuhan yaitu dengan melakukan aktifitas hiburan disekitar rumah,
berceramah dan bercerita bersama keluarga untuk mengisi waktu luang di rumah,
bertukar fikiran atau membagi pendapat antara satu dengan lainnya.
Dalam Kitab kejadian, Allah memberikan
mandat kepada manusia untuk memelihara, menjaga dan merawat ciptaan Allah yang
ada di bumi ini. Namun, ketika manusia dalam kesusahan dan membutukan
pertolongan maka seharusnya manusia berharap kepada Allah sebagai satu-satunya
penolong hidup kita. Allah memang tidak bisa ditemui secara langsung, tetapi
manusia dapat merasakannya dalam kehidupan sehari-hari.[18]
Termasuk dalam menghadapi stuasi dan kodisi saat ini.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Gereja adalah perkumpulan orang-orang
kudus yang dipanggil keluar masuk kedalam terang kebenaran Allah. Gereja
sebagai perkumpulan orang-orang percaya hendaknya memiliki berbagai program
yang penting untuk dijalankan sesuai dengan kehendak Kristus, dan harus
mengarahkan hati dan pikirannya untuk kemulian nama Kristus. Jika gereja telah
mampu memberihkan teladan dan pandangan yang positif bagi masyarakat maka
secara otomatis masyarakat akan turut bekerja sama dengan gereja dalam
menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi oleh gereja dalam mengemban
tugas dan tanggung jawab sebagai utusan Allah untuk hadir ke dalam dunia.
. Gereja harus mengambil kesempatan
dalam melihat stusai ini sebagai sebuah bentuk misi pelayanan terhadap
masyarakat dan memandang Covid-19 ini sebagai bentuk ujian dan pencobaan dengan
semakin dekatnya akhir zaman yang mengiginkan supaya manusia yang berdosa
segera bertobat. Gereja perluh memberihkan pemahaman bahwa orang percaya yang
semakin mendekatkan diri kepada Kristus akan semakin banyak pula tantangan dan
rintangan yang harus di hadapi. Mungkin saja covid-19 ini adalah salah satu
bentuk kecil penderitaan yang Tuhan iginkan terjadi atas manusia sebagai salah
satu bentuk ujian terhadap umatNya. Intinya adalah bahwa penderitaan itu bukan
hanya ketika sakit tetapi juga berupah kemiskinan, bencana alam dan lain
sebagainya yang tidak disangka akan terjadi dalam hidup manusia. disinilah
pentingnya kerja sama antara masyarakat, gereja dan pemerintah untuk berperan
dalam membantu masyarakat, terutama dalam kebutuhan ekonomi masyarakat.
B.
Saran
Berdasarkan penelitian tersebut, penulis menyadari bahwa dalam membuat karya tersebut sungguh tidak terlepas dari berbagai keterbatasan baik karena waktu, tenaga, pikiran atau pengetahuan, dan sumber-sumber yang kurang memadai. Oleh karena itu penulis menyarankan kepada pembaca untuk senantiasa mencari berbagai informasi-informasi dan wawasan mengenai tindakan yang dapat dilakukan baik sebagai sebagai pelajar dan pengajar, sebagai pemerintah ataupun sebagai pelayan Kristus untuk turut mengambil bagian dalam menanggulangi penyebaran covid 19 di tengah-tengah masyarakat.
Daftar Pustaka
Aditya Susilo, C. Marthin Rumande. “Coronavirus Disease 2019:
Tinjauan Literatur Terkini.” Penyakit dalam Indonesia 7, No: 1 (2020).
Alexsander Stevanus Lukuhay. “Analisis Teologis Mengenai
Beribadah Di Rumah Di Tengah Pandemi Covid-19 Di Indonesia.” Viseo Dei
2, No. 1 ( (2020).
Anne Ruck. Sejarah Gereja Asia. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2008.
Dana Riksa Buana. “Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia
Dalam Meghadapi Pandemi Virus Corona (Covid-19) Dan Kita Menjaga Kesejahteraan
Jiwa.” Sosial da Budaya 3 No. 1 (2020).
Diyar Ginanjar Andivaharja. “Peran Pemerintah Daerah Pada
Penanganan Covid-19.” Politik Pemerintahan Dharma Praja 13, No: 2
(2020).
Farmawati dan Mediharto. “Sekolah Minggu Pada Masa Pandemi
Covid-19, Kendala, Solusi Dan Proyeksi.” Pendidikan Kristen 1, No. 1 (
(2020).
Fransiskus Irwan, Candra Gunawan. “Menstimulasi Praktik
Gereja Rumah Di Tengah Pandemi Covid-19.” Kurios 6, No. 1 (n.d.).
Hery Susanto. “Gereja Yang Berfokus Pada Gerakan Misioner.” Fidei
2. No.1 (2019).
Lotnatigor Sigombing. “Tanggung Jawab Gereja Dalam Mewujudkan
Karya Kristus Di Sektor Kebudayaan.” Sosial Budaya 2, No.1 ap (2019).
Miles, M. B., and A. M. Huberman. Qualitative Data
Analysis: A Sourcebook of New Methods. California: SAGE publications, 1982.
Nailul Mona. “Konsep Isolasi Dalam Jaringan Sosial Untuk
Meminimilasi Efek Contagius (Kasus Pneyebaran Virus Corona Di Indonesia.” Humaniora
Terapan 2, No. 2 ( (2020).
Piter Randan Bua, David Samiyono. “Misi Gereja Dalam
Mewujudkan Keadilan Sosial : Sebuah Persfektif Dari Sila Pancasila.” Kurios
5, No. 2, (2019).
Selvyen Sophia, Fransiskus Irwan Widjaya. “Studi Tentang
Tugas Tanggung Jawab Gereja Serta Implikasinya Terhadap Pelayanan Misi Dan
Penginjilan Di Kota Batam.” Real Didache 4. No. 2 S (2019).
Sugiyono. Metode Penelitian Dan Pengembangan (Research and
Development). Bandung: Alfabeta, 2015.
Zahrotonnima. “Langkah Teknis Pemerintah Dalam Pencegahan Virus Corona Di Indonesia.” Sosial Budaya 2, No. 1 (2020).
[1]
Sugiyono, Metode
Penelitian Dan Pengembangan (Research and Development) (Bandung: Alfabeta, 2015).
[2]
M. B. Miles and A. M. Huberman, Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods (California: SAGE publications, 1982).
[6]
C. Marthin Rumande Aditya Susilo, “Coronavirus Disease
2019: Tinjauan Literatur Terkini,” Penyakit
dalam
Indonesia 7, No: 1 (2020). Hal. 45
[7]
Nailul Mona, “Konsep Isolasi Dalam Jaringan Sosial
Untuk Meminimilasi Efek Contagius (Kasus Pneyebaran
Virus Corona Di Indonesia,” Humaniora
Terapan 2, No. 2 ( (2020). Hal. 120
[9]
Zahrotonnima, “Langkah Teknis Pemerintah Dalam Pencegahan
Virus Corona Di Indonesia,” Sosial Budaya
2, No. 1 (2020). Hal.
247-249
[11]
Alexsander Stevanus Lukuhay, “Analisis Teologis
Mengenai Beribadah Di Rumah Di Tengah Pandemi Covid-19
Di Indonesia,” Viseo Dei 2, No. 1 (
(2020). Hal
29
[12]
Farmawati dan Mediharto, “Sekolah Minggu Pada Masa
Pandemi Covid-19, Kendala, Solusi Dan Proyeksi,”
Pendidikan Kristen 1, No. 1 ( (2020). Hal. 20 dan 22
[13]
David Samiyono Piter Randan Bua, “Misi Gereja Dalam
Mewujudkan Keadilan Sosial : Sebuah Persfektif
Dari Sila Pancasila,” Kurios
5, No. 2, (2019). Hal
119
[14]
Candra Gunawan Fransiskus Irwan, “Menstimulasi Praktik
Gereja Rumah Di Tengah Pandemi Covid- 19,” Kurios
6, No. 1 (n.d.). Hal.
5,15-16
[15]
Fransiskus Irwan Widjaya Selvyen Sophia, “Studi
Tentang Tugas Tanggung Jawab Gereja Serta Implikasinya
Terhadap Pelayanan Misi Dan Penginjilan Di Kota Batam,” Real Didache 4. No. 2 S (2019). Hal. 93
[16]
Diyar Ginanjar Andivaharja, “Peran Pemerintah Daerah
Pada Penanganan Covid-19,” Politik Pemerintahan
Dharma Praja 13, No: 2 (2020). Hal 63-65
terimah kasih .sangat membantu
BalasHapus